Taufiq Kamal, Pendorong Kalurahan Digital

22 September 2022
Rifqi Fatoni
Dibaca 468 Kali
Taufiq Kamal, Pendorong Kalurahan Digital

Kalurahan Pleret menerapkan electronic government atau pemerintahan elektronik. Di sini, pemerintahan desa berjalan dalam satu sistem TI terpadu. APBDesa terpampang realtime di website, sehingga mudah diawasi masyarakat.

 

Oleh

DAHLIA IRAWATI

Dimuat di kompas.id dengan link berita: Taufiq Kamal, Pendorong Kalurahan Digital

22 September 2022

 

Pemerintahan bisa dijalankan secara digital. Selain memudahkan dan cepat, pengawasannya bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat. Taufiq Kamal, Lurah Kalurahan (Desa) Pleret, Bantul, DI Yogyakarta telah membuktikan. Pemerintahan digital terbukti mempermudah hidup warganya.

Sejak dilantik sebagai lurah pada 29 Desember 2020, Taufiq secara bertahap mengubah sistem pemerintahan di desanya menjadi serba digital. Pemerintahan dijalankan secara terkontrol dalam satu sistem teknologi informasi (TI) terpadu melalui situs pleret.id. Pemerintahan desa ini juga bisa diikuti dari aplikasi Kalurahan Pleret yang diunduh dari Google Play Store.

Sebagai catatan, kalurahan adalah sebutan lain dari desa. Di Yogyakarta, desa-desanya disebut dengan nomenklatur kalurahan. Kalurahan berbeda dengan kelurahan, meskipun pemimpinnya sama-sama disebut lurah. Kalurahan (desa) memiliki wewenang mengatur dirinya sendiri sesuai kondisi sosial budaya lokal, sementara kelurahan wewenangnya terbatas.

Dengan sistem TI yang dimiliki Kalurahan Pleret, pamong desa mencatatkan presensi secara elektronik. Presensi itu bisa dilihat secara digital oleh warga. Kalau mereka telat masuk kerja atau membolos, seluruh warga yang membuka situs pleret.id, bisa tahu. Jika mereka masuk kantor sebelum pukul 07.00, mereka mendapat tunjangan kinerja Rp 5000. “Memang nilainya tidak besar, tapi setidaknya ada reward bagi yang bisa masuk lebih awal,” kata Taufiq.

Standar layanan surat menyurat pun bisa diakses dari mana saja. Tanda tangan lurah bisa dibubuhkan secara digital. Selain itu, pemerintah memampang APBDes dan penggunaannya secara real time (seketika itu juga) di situs desa.

Terkini, pendataan warga desa dilakukan dengan memasang QR Code di setiap rumah. Jika penghuni rumah ingin memperbaharui data, mereka bisa melakukannya sendiri dengan mudah. “Kami juga memampang rencana pembangunan dan penyerapan anggaran secara realtime di website. (situs). Semua warga bisa membuka dan memantau anggaran desa,” kata Taufiq.

Ia menambahkan, bendahara akan melaporkan kas keuangan per bulan melalui situs itu. Tujuannya untuk mencegah penyimpangan.

Desa dengan 14.000-an warga itu, memiliki situs yang akan bergerak dinamis sesuai instruksi dari WhatsApp (WA), sebab situs terhubung langsung dengan WA gateway realtime. “Bahkan, tim pelaksana kegiatan (TPK) pembangunan di desa, juga terkoneksi dengan sistem TI ini. Jadi mereka bisa meng-input sendiri progres pembangunan yang dilakukan," katanya.

Taufiq, selaku penguasa anggaran, dengan mudah memantau progres pembangunan di tiap pedukuhan. “Pembangunan kami terasa sangat cepat karena Pleret punya master plan. Jadi Pleret mau dibawa ke mana ke depan arahnya jelas. Tanah kas desa mau dibuat apa juga jelas. Tujuan utamanya bagaimana kesejahteraan masyarakat tercapai,” tegasnya.

Hubungan "offline"

Di desa ini, tidak semuanya soal teknologi digital. Hubungan personal antara lurah dengan perangkat, lurah dan warganya, juga dibangun. Taufiq rajin mengunjungi warga secara personal, hadir dalam acara-acara undangan, dan berbicara dari hati ke hati. Itu semua membuat ikatan persaudaraan di desa terjalin kuat.

“Warga itu didatangi lurahnya saja sudah sangat senang. Apalagi bisa ngobrol dari hati ke hati. Makanya, kunci membangun hubungan baik dengan warga adalah selalu turun langsung bertemu mereka, mendengar keluh kesah dan ide-ide yang bisa diwujudkan demi membangun desa,” kata Taufiq.

Menjalin hubungan baik dengan warga bukan hal sulit bagi pria yang sebelumnya sering berhubungan dengan banyak orang. Ujian pertamanya usai dilantik jadi lurah justru bagaimana mendekati perangkat desa, yang sebelumnya lebih dekat dengan lurah sebelumnya yang dikalahkan Taufiq saat pemilihan.

“Setelah saya terpilih, ibaratnya, tak ada perangkat yang mendukung saya. Meski begitu, saya ajak mereka untuk sama-sama membangun kalurahan. Saya ajak membuat pakta integritas. Dengan teknologi informasi yang saya kuasai, saya bisa meyakinkan mereka bahwa pemerintahan yang kami bangun ini beda dari sebelum-sebelumnya,” ujar lulusan S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada ini.

Taufiq berupaya mengajak perangkatnya mau bekerja seperti dirinya. Tetapi, ia tidak meninggalkan mereka yang menolak. “Mereka saya datangi dan saya ajak. Pertama mungkin menolak. Tapi saya datangi lagi untuk kedua kali, ketiga kali, hingga mereka mau. Ha..ha..ha….”

Dengan segala inovasi yang dibuat, Taufiq berharap ilmunya bisa bermanfaat pada banyak orang, terutama warga desa. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk sesama. Makanya saat itu saya maju menjadi lurah. Saat kerja swasta, saya hanya berguna untuk diri dan keluarga saja."

Baginya, tak ada yang ingin diraihnya lagi selain mengabdi dan berguna untuk banyak orang. “Hidup itu mau ngapain lagi? Semua sudah saya lakoni, saya sudah ke mana-mana. Punya uang banyak juga pernah dari proyek-proyek yang dulu saya kerjakan. Pernah juga ditawari jadi staf menteri. Tapi saya tidak mau. Saya ingin membangun kalurahan dan membuat sistem yang baik, sehingga nanti ke depan, meski saya tak lagi menjabat, sistem tetap berjalan dan bermanfaat untuk warga,” kata Taufiq.

Pelan-pelan, cita-cita Taufiq untuk memajukan desanya mulai terbukti. Setahun Taufiq menjadi lurah, Desa Pleret menjadi juara lomba desa se-Kabupaten Bantul. Desa Pleret menunjukkan, tak ada hal mustahil jika benar-benar dikerjakan. Desa yang dahulu tak pernah diperhitungkan itu, kini menjadi salah satu desa rujukan.

 

Taufiq Kamal

Lahir: Bantul, 13 Maret 1978

Pendidikan:

- S1 Teknik Informatika STIMIK AKAKOM, Yogyakarta (2005-2009)

- S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (2014-2017)

Jabatan:

- Lurah Pleret, Bantul, Yogyakarta

- Dosen Universitas Nahdlatul Ulama, Yogyakarta

- Direktur CV Infotech Engineering

Dokumen Lampiran

Versi Media Cetak