KIRIM DOA LELUHUR, pencampuran antara BUDAYA JAWA dan NILAI ISLAM

05 Mei 2018
TSALIS NUR SHOLIKHAH
Dibaca 6.627 Kali
KIRIM DOA LELUHUR, pencampuran antara BUDAYA JAWA dan NILAI ISLAM

infoPleret- Nyadran Kedaton Kidul dibuka dengan membaca lantunan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Ustad Abdul Haris yang dilanjutkan dengan sholawat nabi. Diikuti oleh hampir seluruh masyarakat pedukuhan kedaton, khususnya RT 03 dan 04. Dalam kesempatan ini, turut hadir Carik Desa Pleret Iwan di dampingi Anggota BPD Wahyudi.

Sebagai acara inti tradisi nyadran adalah Tahlil yg dipimpin oleh Ustad Jawawi. Ketua Panitia Imam Tohaji dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada warga masyarakat atas partisipasinya dalam pelaksanaan nyadran tahun ini.

Serta dilanjutkan dengan Tausiah oleh Almukharom Bopo Kyai Ilham Syahroni dari Pandak, Bantul.
Beliau menyampaikan bahwa tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan yang mahakuasa atas segalanya. Nyadran merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami. budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu.
implementasi dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur, selamatan (kenduri), membuat kue apem, kolak, dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus landasan ritual doa. nyadran juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan.(iw)